Dengan daya tampung 40.000 orang, GSJ memang salah satu stadion terbesar di Indonesia. Bahkan, banyak pihak menyebutkan kemegahan stadion ini setara dengan kemewahan Gelora Bung Karno di Jakarta.
Hal itu nampaknya bukan cuma isapan jempol belaka. Sebab, di sekitar stadion tersebut tersedia berbagai fasilitas olahraga, seperti aquatic center, lapangan tembak, pusat olah raga senam, badminton, squash, softball dan baseball, arena panjat dinding, danau ski air, jalur pacu sepatu roda sampai wisma untuk penginapan atlet.
Tak heran, dengan berbagai fasilitas tersebut, kawasan Jakabaring berubah menjadi kawasan dengan penyumbang ekonomi terbesar bagi Sumsel. Perkembangan daerah sekitar Jakabaring pun tumbuh dengan cepat. Tak sampai 1 kilometer dari kompleks Jakabaring Sport City yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumsel tersebut, terdapat kawasan budaya untuk penyelenggaraan pentas kesenian dan pameran.
Di sisi lain, tak banyak yang tahu asal-usul nama ‘Jakabaring’. Menurut catatan sejarah, ‘Jakabaring’ merupakan singkatan dari warga pendatang yang membentuk satu komunitas di daerah tersebut. Pendatang itu datang dari Jawa, Kaba (Lekipali), Batak (Sumatera Utara), Komering Ilir, Komering Ulu dan Lampung. Sehingga tercetuslah nama ‘Jakabaring’ seperti yang telah dikenal sekarang.
Dengan kemegahan dan kelengkapan kompleks olahraga tersebut, event Asian Games 2018 nampaknya tak perlu dikhawatirkan dari sisi fasilitas. Jakabaring Sport City siap menampung antusiasme penyelenggaraan event olahraga terbesar se-Asia itu. Ketika sore hari menjelang tampak beberapa orang jogging di dalam stadion ada juga yang foto-foto bersama keluarga atau teman. Karena stadion ini terletak di dalam kompleks olahraga, kawasan di luar stadion juga terlihat ramai, apalagi saat musim liburan. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring buka sekitar pukul 07.00 hingga 18.00. Biaya masuknya Rp 5.000 per orang.